EKONOMI – Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengungkapkan, apabila perekonomian Amerika Serikat membaik, sinyal untuk menaikkan suku bunga (Fed Fund Rate/FFR) bakal makin kencang.
"Ketika itu terjadi maka menyebabkan volatilitas terhadap kurs rupiah. Sebab, para pelaku pasar keuangan kembali diterjang ketidakpastian dari sikap yang diambil oleh bank sentral AS (The Fed)," kata Agus, di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa, 7 Juni 2016, malam.
Mantan menteri keuangan ini menyatakan, proyeksi perbaikan ekonomi Paman Sam akan tetap bergantung pada sentimen yang diberikan The Fed.
"Kurs Rp13.600 bisa menjadi lemah jikalau pertumbuhan ekonomi AS membaik. Terdapat risiko Fed Rate bakal naik," ungkapnya.
Hingga Juni 2016, Agus mencatat bahwa arus modal yang masuk mencapai Rp71,7 triliun, atau lebih tinggi dibandingkan besaran pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp48 triliun.
Menurut dia, derasnya aliran modal yang masuk tidak hanya disumbang oleh persepsi para investor yang menganggap perekonomian nasional sudah mulai membaik. Kontribusi dari dalam negeri pun tidak bisa begitu saja dilupakan.
Sumber: VIVA.co.id