POLITIK - Sejumlah warga yang menamakan dirinya Tameris (Tanah Merah untuk Risma) membentangkan spanduk dukungan sebagai calon gubernur DKI Jakarta saat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meninggalkan Gedung Bentara Budaya Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Terdengar teriakan "Bu Risma untuk Jakarta, Bu Risma DKI 1" berulang-ulang dari warga yang mengaku tinggal di Tanah Merah, Koja, Jakarta itu.
Mereka hadir membawa spanduk yang bertuliskan dukungan bagi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu agar ikut bertarung secara politik pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.
Mereka berdiri di gedung yang terletak di bilangan Palmerah, Jakarta untuk menunggu tokoh idolanya yang dijadwalkan membuka pameran lukisan anak berkebutuhan khusus asal Surabaya.
"2012 kami bisa menangkan Jokowi, 2017 kami bisa menangkan Risma."
Demikian pesan yang tertulis pada satu spanduk.
Pada spanduk lainnya tertulis "Bu Mega kami siap menangkan Risma sebagai Gubernur DKI Jakarta".
Sedang dua spanduk besar direntang massa aksi itu berisi ratusan tanda tangan dukungan kepada Risma.
Koordinator lapangan aksi tersebut, Simon Pikauly menyebutkan tindakan mereka sebagai bentuk dukungan moral bagi Walikota Surabaya itu agar dapat yakin bisa bersaing dengan calon pertahana, Basuki Tjahaja Purnama.
"Ini bentuk dukungan moral dari kami. Hanya ini yang warga bisa lakukan," kata Simon.
Saat keluar dari gedung di dalam Kompleks Kompas Gramedia, perempuan yang kesehariannya mengenakan kerudung itu, sempat melambaikan tangannya ketika dielu-elukan pendukungnya.
Hanya saja, saat ditanyai wartawan, Risma kembali menyatakan dia enggan ikut dalam kontestasi politik lima tahunan itu.
Meski dukungannya agar mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta semakin gencar.
"Kalau pribadi, aku ngak kepingin," kata Risma seraya masuk ke mobil tumpangannya, Kamis (21/7/2016).
Ketika Risma Ditongkrongin Pendukungnya Hingga Malam
Jul 21, 2016, 21:14 WIB tribunnews
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah warga yang menamakan dirinya Tameris (Tanah Merah untuk Risma) membentangkan spanduk dukungan sebagai calon gubernur DKI Jakarta saat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meninggalkan Gedung Bentara Budaya Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Terdengar teriakan "Bu Risma untuk Jakarta, Bu Risma DKI 1" berulang-ulang dari warga yang mengaku tinggal di Tanah Merah, Koja, Jakarta itu.
Mereka hadir membawa spanduk yang bertuliskan dukungan bagi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu agar ikut bertarung secara politik pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.
Mereka berdiri di gedung yang terletak di bilangan Palmerah, Jakarta untuk menunggu tokoh idolanya yang dijadwalkan membuka pameran lukisan anak berkebutuhan khusus asal Surabaya.
"2012 kami bisa menangkan Jokowi, 2017 kami bisa menangkan Risma."
Demikian pesan yang tertulis pada satu spanduk.
Pada spanduk lainnya tertulis "Bu Mega kami siap menangkan Risma sebagai Gubernur DKI Jakarta".
Sedang dua spanduk besar direntang massa aksi itu berisi ratusan tanda tangan dukungan kepada Risma.
Koordinator lapangan aksi tersebut, Simon Pikauly menyebutkan tindakan mereka sebagai bentuk dukungan moral bagi Walikota Surabaya itu agar dapat yakin bisa bersaing dengan calon pertahana, Basuki Tjahaja Purnama.
"Ini bentuk dukungan moral dari kami. Hanya ini yang warga bisa lakukan," kata Simon.
Saat keluar dari gedung di dalam Kompleks Kompas Gramedia, perempuan yang kesehariannya mengenakan kerudung itu, sempat melambaikan tangannya ketika dielu-elukan pendukungnya.
Hanya saja, saat ditanyai wartawan, Risma kembali menyatakan dia enggan ikut dalam kontestasi politik lima tahunan itu.
Meski dukungannya agar mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta semakin gencar.
"Kalau pribadi, aku ngak kepingin," kata Risma seraya masuk ke mobil tumpangannya, Kamis (21/7/2016).
Setelah Tameris mendeklarasikan diri dukungan kepada Risma jika mencalonkan diri sebagai pimpinan Ibukota Indonesia beberapa waktu lalu, hari ini organisasi bernama Jaklover menyatakan sikap serupa.
Bahkan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pernah menegaskan seluruh kader partainya adalah petugas yang harus patuh mandat partai.
Aturan yang berdasar pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) PDIP, disebut Hasto, berlaku pula pada Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
"Di AD/ART partai, kalau ada perintah wajib lakukan," kata Hasto usai deklarasi Indonesia Melawan Kekerasan Seksual di Metropole, Cikini, Jakarta, Kamis (12/5/2016).
Namun, Risma tampak belum tertarik menjabat sebagai kepala daerah yang kedudukannya setara menteri.
Sumber: TRIBUNNEWS.COM