-->

Tuesday, 16 February 2016

Banjir Melanda Sejumlah Wilayah di Kalsel, Warga Mulai Mengangkut Barang

PARINGIN - Kendati banjir yang melanda beberapa desa di Kecamatan Juai sudah mulai surut, namun di daerah lain seperti di Desa Trans Lajar Papuyuan Kecamatan Lampihong justru mulai banjir.
Ternyata penyebabnya adalah kiriman air dari Halong dan Juai.
Berdasarkan pantauan BPost, Senin (15/2), akses jalan setapak menuju ke rumah-rumah warga sudah terendam, ketinggian air mencapai 50 cm.
Kondisi demikian sudah mengganggu aktivitas warga, terutama akses ingin keluar masuk desa menuju jalan utama, kebanyakan warga lebih memilih diam di rumah, keluar jika ada perlunya saja.
Bahkan puluhan warga ada yang terlebih dulu pindah ketempat yang lebih tinggi, menempati rumah yang sebelumnya kosong.
Seperti yang dilakukan Marsudi (54), saat ditemui tengah sibuk memperbaiki lantai teras rumah, juga mengangkut perkakas rumah seperti lemari, baju, serta tilam tempat tidur.
"Rumah saya sebelumnya di ujung jalan masuk ke dalam mas, capek kalau mulai banjir seperti ini jalan ke sana, mana akses tanahnya lembek lagi, makanya saya pindah keluar," ujarnya.
Menurutnya, banjir saat ini baru mulai dua hari yang lalu akibat kiriman dari Halong dan Juai, biasanya akan semakin tinggi airnya dalam seminggu nanti.
"Makanya saya terpaksa pindah ke depan, ke tanah yang lebih tinggi, biar nyaman keluar ke jalan utama, tadi ngangkut-ngangkut tilam dan lainnya, soalnya sebagian yang lain juga pindah kedepan," ungkapnya.
Kepala Desa Trans Lajar Papuyuan Aud Suparna mengungkapkan, saat ini kedalaman air mencapai 50 sampai 60 cm, biasanya jika kedalaman air mencapai atau melebih 1 meter maka warga terancam akan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Diungkapkannya jumlah jiwa di Trans Lajar ini ada 355, jika tidak ada antisipasi dari pemerintah bisa saja semuanya akan mengungsi kedaratan yang lebih tinggi.
"Setiap tahun kalau banjir pasti warga mengungsi, yang parah itu banir 2012, hampir semua rumah terendam," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Aud yang diperlukan warga saat ini adalah adanya perlengkapan seperti perahu untuk warga akses keluar masuk, terlebih bagi anak-anak yang ingin ke sekolah.
"Sebagian anak-anak jadi malas sekolah, tidak mau nerobos banjir, milih diam di rumah, dengan adanya perahu akan membantu anak-anak kesekolah," katanya.
Selain itu dirinya mengharapkan adanya pembenahan saluran irigasi sampai kesungai besar, agar air yang datang cepat berlalu dan tak lama merendam lahan milik warga.
"Saluran yang tak teratur ini menjadi salah satu penyebab utama banjir setiap tahunnya, warga di sini kesulitan untuk bertanam, ikan lepas, beternak susah, semoga perbaikan saluran cepat direalisasikan," harapnya.
Terpisah, Kepala BPBD Balangan Alive Yoshfah Love mengatakan untuk banjir di Trans masih dalam batas wajar, memang di daerah tersebut setiap tahunnya pasti mengalami banjir.
"Kami tidak punya perahu, kami hanya punya tenda, dan itu sudah kami siapkan kalau memang nanti diperlukan, nanti kami tinjau ke lapangan dalam beberapa hari mengecek seberapa parah banjirnya," pungkasnya.
Sumber: TRIBUNNEWS.COM
 

Delivered by FeedBurner