TEKNO – Sistem operasi mobile populer Android bakal mendapatkan pesaing baru. Sebab Rusia berambisi menyaingi Android dengan sistem operasi mobile buatan mereka.
Tanda-tanda Rusia serius ingin menyaingi Anrdroid bisa dilihat dari persiapan ekosistem. Pemerintah Negeri Beruang Putih itu sudah mengembangkan fasilitas untuk pengembangan sistem operasi pesaing Android.
Dikutip dari Russia Beyond The Headlinnes, Jumat 13 Mei 2016, pada awal Mei ini Menteri Komunitasi Rusia mengumumkan Rusia telah membangun pusat pengembangan sistem operasi baru Rusia di Innopolis, sebuah wilayah di Tatarstan.
Sistem operasi itu akan dikembangkan oleh perusahaan baru yang bernama Open Mobile Platform (OMP) yang telah didirikan pada April lalu.
Bicara soal sistem operasi baru itu, Presiden OMP, Grigory Berezkin, mengatakan Rusia ingin menargetkan pasar massal dan smartphone yang terjangkau alias tak mahal.
Rusia belajar banyak dari smartphone buatan Rusia yang pertama, YotaPhone. Perangkat itu dibanderol terlalu mahal, sehingga di pasar tidak mendapatkan respons yang bagus. Untuk itu, nantinya produk smartphone yang menjalankan sistem operasi terbaru kemungkinan akan berharga tidak sampai US$200 atau Rp2,6 juta. Kunci smartphone terjangkau ini adalah sistem operasi mobile Rusia dan prosesor buatan lokal.
Berezkin mengatakan perangkat yang akan menjalankan sistem operasi baru itu segera akan tersedia di pasar dalam negeri. Saat ini, Berezkin mengatakan perusahaan sedang menjajaki dengan produsen smartphone, namun belum mencapai kesepakatan.
Berezkin mengatakan sistem operasi baru akan dikembangkan dengan platform Sailfish, yang berbasis Linux. Pengembang di Innopolis akan menyesuaikan platform Sailfish untuk kebutuhan pengguna Rusia.
Sedangkan Kepala Analis Russian Association of Electronic Communications (RAEC), Karen Kazaryan mengatakan sistem operasi baru akan dikembangkan atas dasar komponen yang sudah ada. Dia menyebutkan pengembang harus mengambil teknologi kripto yang ada di Rusia dan kemudian fokus pada sistem operasi dengan tingkat keamanan yang tinggi.
Sistem operasi BRICS
Sistem operasi baru ini diharapkan juga bisa belajar dari platform Sailfish yang kurang berkembang. Sebelumnya sebuah startup Jolla yang didirikan oleh eksekutif Nokia, telah mengeluarkan beberapa perangkat berbasis Sailfish. Tapi sayangnya, Jolla mengalami kendala keuangan bahkan terpaksa harus memangkas banyak karyawan mereka.
Nah, ambisi Rusia untuk menciptakan alternatif Android itu bukan pertama kalinya. Pada awal 2016, Menteri Komunikasi Rusia sudah mendiskusikan ambisi tersebut dengan memanfaatkan pasar Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Sekatan (BRICS). Dia ingin kelompok negara tersebut bisa mengembangakn sebuah sistem operasi independen.
"BRICS punya setelah populasi dunia dan setengah potensi pengguna smartphone dan tablet," kata dia.
Sumber: VIVA.co.id