BOYOLALI – Sumur bor di Dukuh Sambu, Desa Bendo, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah mengeluarkan gas. Khawatir membahayakan warga, Pemerintah Desa (Pemdes) Bendo meminta Pemkab Boyolali untuk menutup sumur tersebut secara permanen.
Kepala Desa Bendo, Samsidi mengatakan, sepekan setelah warga mendapati sumur bor tersebut mengeluarkan gas, petugas dari ESDM Boyolali dan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) langsung datang melakukan penelitian. Hasil penelitian, sumur bor itu sudah tidak lagi mengeluarkan gas.
Dari hasil penelitian juga didapati jika gas metana di sumur tersebut berada di bawah permukaan air.
“Sepekan setelah gas keluar dari sumur bor dengan kedalaman 42 meter, gas tersebut berhenti sendiri. Kami langsung meminta warga menutup sumur itu dengan plastik,” kata Samsidi seperti dikutip dari Solopos.com, Kamis (12/5/2016).
Samsidi menambahkan, gas metana letaknya tepat berada di bawah permukaan air. Ketika air sumur bor itu diambil, maka gas akan keluar. Namun, jika air tidak diambil, gas akan mati dengan sendirinya. Hasil penelitian ESDM, titik gas itu berada 206 meter di atas permukaan laut (mdpl).
“Kami langsung meminta warga untuk tidak mengambil air di sumur bor tersebut. Kalau air disedot akan kembali mengeluarkan gas,” ujarnya.
Ditanya mengenai rencana pemanfaatan gas, Samsidi mengaku, menunggu keputusan resmi ESDM Boyolali dan Provinsi Jateng. Ia pesimis, gas di Sambu dapat dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga karena sumber gasnya di dalam tanah kemungkinan sangat kecil.
“Kami lebih memilih menutup sumur bor yang mengeluarkan gas itu secara permanen dengan tanah urung. Warga sudah setuju jika sumur bor itu ditutup selamanya,” kata dia.
Sumber: Tribunnews.com