VICTORIA – Sejumlah wilayah di Prancis melarang penggunaan burkini, terutama di pantai. Namun, pelarangan tersebut malah membuat penjualan burkini meningkat di seluruh dunia. Yang menarik, peningkatan penjualan tersebut terjadi di kalangan perempuan non-Muslim.
Adalah sang desainer burkini, Aheda Zanetti, yang mengungkapkan peningkatan penjualan tersebut. Perempuan asal Australia itu mengatakan, calon pembeli burkini kebanyakan datang dari perempuan non-Muslim, termasuk kaum hawa yang lebih nyaman berenang tertutup di pantai.
“Tiba-tiba saja menjadi ramai. Saya katakan kepada Anda, kami menerima 60 pesanan online pada Minggu. Semuanya adalah non-Muslim,” ujar perempuan berusia 48 tahun itu, seperti dimuat Telegraph, Selasa (23/8/2016).
Zanetti mengakui biasanya hanya menerima 10-12 pesanan saja pada setiap akhir pekan. Perempuan keturunan Lebanon itu telah berhasil menjual sekira 700 ribu burkini sejak 2008. Para pembeli tidak hanya perempuan Muslim, tetapi juga umat lain seperti Yahudi, Hindu, dan Kristen.
“Dukungan yang saya dapatkan adalah tentang pemberdayaan perempuan. Saya merasa sepeti seorang konselor. Para perempuan saling mendukung tentang burkini tanpa memandang rasa tau agama,” sambung Zanetti.
Ia mengaku ide awal membuat burkini karena selalu ingin umat Muslim, terutama perempuan menyatu dengan gaya hidup warga Australia. Nama burkini tercetus begitu saja tanpa ada maksud apapun.(wab)
Sumber: Okezone.com