INTERNASIONAL - Presiden Republik Guinea, Alpha Conde, tertarik untuk membeli pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (DI), CN235.
“Kami harap setelah Burkina Faso dan Senegal, Guinea akan menjadi salah satu klien perusahaan ini,” ujarnya, ketika berkunjung ke pabrik pesawat di Bandung ini pada 4 Agustus kemarin.
Alpha Conde pun antusias melihat pesawat multi guna berkapasitas 49 kursi termasuk untuk kru kokpit ini.
Ia kemudian menanyakan dengan lebih detail spesifikasi teknis, harga, dandelivery time untuk CN235-220, seri terbaru yang sedang diproduksi PT DI itu.
Di samping itu, ia menyatakan kekagumannya pada Indonesia, yang dapat memroduksi pesawat terbang.
Kunjungan pertama Presiden Guinea ke PTDI itu untuk melihat proses produksi pesawat terbang dan helikopter yang telah dioperasikan di negara-negara ASEAN, juga di Guam, Venezuela, Turki, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab, termasuk di dunia negara Afrika: Burkina Faso dan Senegal.
“Saat ini dua pesawat militer CN235 buatan kami telah beroperasi di Burkina Faso, serta satu CN235 kargo segera dikirimkan ke Senegal, ” kata Arie Wibowo, Dewan Komisaris dan Direktur Produksi PT DI.
Republik Guinea, salah satu negara yang berada di Benua Afrika ini rupanya ingin juga mengikuti jejak dua negara tetangganya itu.
Presiden Guinea dan rombongan, termasuk Duta Besar RI untuk Dakar, Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri, dan Pangdam III Siliwangi, melihat proses produksi pesawat di hanggar produksi.
Kunjungan dilanjutkan ke dalam pesawat CN235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft) di depan hanggar Delivery Center PT DI.
Pesawat CN235 mulai diproduksi PT DI (dulu IPTN, Industri Pesawat Terbang Nusantara) pada tahun 1980-an.
Pesawat ini dapat lepas landas dengan jarak pendek pada kondisi landasan yang belum beraspal.
Multi guna karena pesawat ini bisa dimodifikasi untuk kepentingan berbagai misi, seperti pesawat angkut penerjun, evakuasi medis, kargo, penumpang komersial, bahkan untuk VIP & VVIP.
Pesawat ini memiliki ramp door dan mampu mengangkut mobil.
Produski terbaru dibuat dengan sistem avionik modern dan full glass cockpit.
CN235 juga multihop capability fuel tank, teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar jika akan melanjutkan penerbangan.
Untuk mengubah konfigurasinya bisa lebih cepat, denganlanding gearyang retractable dan konfigurasi sayap tinggi.
Biaya perawatannya pun tidak mahal.
Sumber: TRIBUNNEWS.COM