-->

Thursday, 8 September 2016

Cerita di Balik Perpustakaan Mekah


INTERNASIONAL – Pemerintah Arab Saudi melarang pengultusan tempat-tempat yang berkaitan dengan seseorang, termasuk Nabi Muhammad SAW. Karena itu pemerintah Saudi tak segan-segan menghilangkan jejaknya. Salah satunya rumah tempat Rasulullah dilahirkan. Rumah tua itu diratakan dengan tanah, dan di atasnya kini berdiri sebuah perpustakaan.
Lokasi perpustakaan ini ada di sebelah timur Masjidil Haram, tepatnya di sebelah timur area sa'i. Letaknya sangat dekat dengan toilet umum yang biasa dipakai para jemaah. Di dinding depan bangunan itu tertulis Maktabah Mekah Al Mukarramah atau Perpustakaan Mekah Al Mukarramah.
Di depan gedung tersebut dipasang pengumuman yang berbunyi, "Tidak dibenarkan dan tidak ada dalam dalil agama Islam menjadikan perpustakaan atau tempat kelahiran Nabi untuk mencari berkah. Tidak ada dalam dalil Islam menjadikan gedung perpustakaan ini sebagai tempat ibadah. Rasa cita kepada Nabi hendaknya dilakukan dengan melaksanakan sunnahnya."
Selama musim haji, perpustakaan ini ditutup meski banyak jemaah yang berjejal ingin masuk ke dalam gedung. Petugas melarang jemaah memasukinya dengan pertimbangan menjaga hal-hal yang berbau bid'ah.
Dalam riwayat sejarah Nabi, tempat kelahiran Rasulullah SAW dulunya dikenal dengan lembah Abu Thalib. Saat Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, rumah itu ditinggali Aqil bin Abi Thalib yang kemudian dilanjutkan didiami anak keturunan Aqil.

Rumah itu kemudian dibeli Khizan, istri Raja Bani Abbasiyah yang juga ahli ibadah, Harun Al Rasyid. Di tempat ini kemudian dibangun Masjid Al Khaizuran. Namun karena berdekatan dengan Masjidil Haram, masjid itu lalu dihancurkan dan akhirnya dijadikan perpustakaan umum oleh Syaikh Abbas Qatthan, wali kota Mekah pada 1370 Hijriyah/1950. (Sumber: Misteri Kota Makkah & Madinah)
Sumber: VIVA.co.id
 

Delivered by FeedBurner