BANYUMAS - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berpesan kepada para guru dan siswa agar tak pernah berpikir untuk mengkhianati bangsa Indonesia.
Maraknya gerakan-gerakan radikal dan anti-Pancasila di Indonesia harus diwaspadai. Para orangtua juga diminta mengawasi pergaulan anak-anak mereka.
"Kemarin geger-geger gerakan Gafatar, PKI dan lainnya. Anak-anak sekarang harus tahu Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika harga mati. Ideologi bangsa kita sudah tuntas," tegas Ganjar dalam program "Gubernur Mengajar" di SMA Negeri Sumpiuh, Banyumas, Kamis (19/5/2016).
Ia membagi pengalaman bertemu pelajar asal Indonesia saat berkunjung ke Belanda belum lama ini. Belakangan ia merasa kecewa mendengar ungkapan sejumlah pelajar.
Kelak lulus belajar di Belanda, kepada Ganjar, mereka enggan kembali ke Indonesia dengan alasan di negara asalnya tersebut sulit mencari kerja.
"Baru setahun saja jadi mahasiswa di Belanda sudah kemaki (sombong). Dia bilang di Indonesia susah cari kerja dan lain-lain. Ingat, kamu bisa sekolah di Belanda gratis dibiayai negara, bahkan biaya hidupmu juga dibiayai negara. Apa kamu mau jadi anak durhaka?" cerita Ganjar.
Contoh tersebut harus jadi pelajaran para siswa agar tak pernah melupakan negara di mana ia dilahirkan. Harus diingat jasa orangtua semiskin apa pun bekerja keras membiayai anaknya agar dapat sekolah.
"Kalau khianati Ibu Pertiwi, durhaka. Kalau di legenda Malin Kundang dikutuk jadi batu. Hormati gurumu dan orangtuamu dan jangan pernah tidak hormati negaramu Indonesia, jangan pernah!" tegas dia.
Apa pun yang terjadi di Indonesia maka setiap warga negara ini harus bertanggungjawab. Momentum Hari Kebangkitan Nasional tahun ini harus dimaknai dengan bangkit bersama-sama.
"Lebih baik hujan batu di negeri sendiri dari pada hujan emas di negeri orang. Tetap cintai Indonesia," pesan Ganjar di hadapan ratusan siswa SMA Negeri Sumpiuh.
Sumber: TRIBUNNEWS.COM
