Eksekusi Mati - Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) mensinyalir tulisan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Harris Azhar mengenai pengakuan terpidana mati Freddy Budiman menjelang eksekusi adalah upaya pelemahan Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Ini ada upaya melemahkan upaya pemberantasan narkoba oleh BNN. Harris ini orang pinter tapi kok pemikirannya cekak. Kok gak dari kemarin-kemarin kalau mau punya niat baik, harusnya Harris buka dari awal," kata Ketua Dewan Presidium Jari 98, Willy Prakarsa melalui pesan singkatnya, Jumat (29/7/2016).
Willy melanjutkan dibalik tulisan pengakuan Freddy yang diunggah di media sosial oleh Kontras perihal dugaan bobroknya mental aparat penegak hukum sebelum pelaksanaan eksekusi mati ini berdampak pada ketakutan bandar atau penjahat narkoba. Kehadiran BNN menjadikan bandar terpojok, sehingga dicari cara untuk melemahkan BNN.
"Harris Azhar, secara sadar atau tidak telah menjadi corong bandar narkoba yang mulai terpojok ini. Tindakan Harris kali ini justru menguntungkan bandar dan tidak mendukung upaya pemberantasan korupsi," ujarnya.
Selain itu, Willy juga mengatakan bahwa tulisan itu bisa dikategorikan upaya adu domba masyarakat dengan BNN, sesama BNN dan sesama TNI. Pihaknya pun mendesak untuk membuktikan tulisannya tersebut.
Apalagi, kata Willy, dalam tulisan itu sangat jelas menyebut Jenderal Bintang dua dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ikut mengantarkan paket narkoba dari Medan ke Jakarta.
Oleh karena itu, pihaknya mendesak Kontras untuk membuka saja nama oknum TNI yang disebut-sebut tersebut, agar tidak menimbulkan saling curiga antara sesama bintang dua TNI.
"Kalau tidak membuka berarti menyebarkan berita bohong itu. Juga mencemarkan institusi TNI yang kita cintai. Itu buktikan jika tidak Haris perlu digugat oleh pihak TNI," ucapnya
Willy juga menyebut informasi yang belum jelas kebenarannya itu adalah sebagai sumber kegaduhan.
"Jika hal itu tidak bisa dibuktikan, maka dalam waktu dekat kita akan kepung itu Kontras minta untuk segera hengkang saja dari Indonesia. Biar gak ada lagi order-orderan asing," tuturnya.
Sumber: TRIBUNNEWS.COM