-->

Thursday, 9 March 2017

Ustaz Asal Cirebon Ingin Bantu Basuki

Ustaz Asal Cirebon Ingin Bantu Basuki
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok melayani permintaan foto bersama pengunjung sebelum menonton film Jakarta Undercover di XXI Lotte Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (8/3). -- MI/Rommy Pujianto

POLITIK - SYATORI, 69, merupakan warga asal Cirebon yang berprofesi sebagai ustaz. Ia punya sebuah keinginan terpendam, yakni menjadi saksi meringankan buat terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Saya ustaz dari Yayasan Asyahadatain, Citemu, Mundu, Cirebon. Saya bersedia kalau diterima jadi saksi meringankan. Saya berharap dia bebas,” kata Syatori di markas pemenangan Basuki-Djarot, Jalan Borobudur 18, Pegangsaan, Jakarta Pusat, kemarin.

Menurut Syatori, pernyataan Basuki di Kepulauan Seribu tidak termasuk penodaan agama. Basuki hanya keseleo lidah. “Salah menurut umum karena ada kata ‘jangan mau dibohongi’. Namun, bukan berarti itu menodai agama. Karena yang menodai Alquran, tercantum dalam Surah Al Maaun,” ujar dia.

Syatori kemudian mengutip surah tersebut dengan bahasa Arab berikut terjemahannya. “Tahukah engkau siapa yang mendustai agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan fakir miskin,” imbuh dia.

“Kalau soal ngomong, Umar bin Khattab pernah begitu. Bahkan Nabi mau dibunuh. Oleh Nabi didoain sehingga dia menjadi sahabat besar,” lanjutnya.

Begitupun kisah Raden Said yang dikenal Sunan Kalijaga. Syatori mengatakan Raden Said ialah seorang pencuri. Namun, dirangkul dan akhirnya menjadi salah satu Walisongo.

“Basuki itu bukan pemimpin. Dia itu CEO. Cuma ngurusi banjir dan macet enggak harus muslim. Siapa tahu Basuki jadi dai sejuta umat seperti KH Zainuddin MZ,” ujarnya.

Sidang penodaan Agama dengan terdakwa Basuki telah digelar Selasa (7/3) kemarin, dengan menghadirkan saksi meringan­kan. Sidang sudah berlangsung sebanyak 13 kali. Terkait keiginan Syatori tersebut, Basuki belum berkomentar.

Ditemui di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta Selatan, Basuki menjawab pertanyaan wartawan seputar gerakan ‘Asal bukan Basuki’. Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, gerakan tersebut sudah ada sejak zaman transisi ketika Joko Widodo menjadi presiden.

“Itu mah sejak Pak Jokowi jadi presiden. Waktu saya belum dilantik sudah ada gerakan Asal bukan Basuki. Bahkan dulu ada gubernur tandingan, loh,” ujar Basuki.

Sementara itu, calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat, menegaskan pihaknya tidak Pempermasalahkan hasil survei yang menyatakan tingkat elektabilitas pasangan calon nomor urut dua menurun drastis.

“Enggak apa-apa, saya jalan terus. Saya justru senang kalau seperti itu. Karena ini masukan buat kita,” kata Djarot.

Ditanya strategi menaikkan elektabilitas, Djarot tidak memberitahukannya karena itu urus­an internal. (Ssr/MTVN/P-5)

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner