THAMRIN – Selama 17 tahun berkarier di dunia musik Indonesia, penyanyi Andien Aisyah meluncurkan album ketujuhnya bertajuk Metamorfosa. Album terbarunya ini merupakan gambaran perubahan kehidupan Andien mulai dari awal karir hingga saat ini.
Album ketujuhnya ini terasa begitu personal bagi penyanyi berusia 32 tahun ini. Digarap secara indie, membuat Andien dan tim harus belajar membuat semuanya. Meskipun ini bukan kali pertama mengeluarkan album yang bukan dari label musik mayor.
Ada 11 lagu dalam album Metamorfosa yang kental dengan nuansa jazz dan soulful. Judul lagu itu di antaranya ‘Belahan Jantungku’, ‘Indahnya Dunia’, ‘Warna’, ‘Biru’, ‘Askara’, ‘Metamorfosa’, ‘Halo Sayangku’, dan ‘Pelita’.
“Album ini membawa saya kembali ke warna musik saya di awal-awal karier. Tentu saja dengan segala pendewasaan atas proses yang sudah saya jalani selama ini, baik di musik maupun di luar musik,” kata Andien saat press conference dan konser kecil di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Rabu (4/10/2017).
“Album ini Juga menjadi bentuk rasa syukur atas perjalanan hidup dan karir yang telah saya lalui sampai sekarang ini. Saya banyak mengeksplorasi dan bereksperimen dengan musik yang membuat album ini terasa berbeda dengan album sebelumnya. Selain berkolaborasi dengan banyak musisi, album ini juga kolaborasi saya dengan Kawa yang sudah menemani sejak masih dalam kandungan,” tambahnya.
Album yang diproduseri oleh Nikita Dompas ini dimulai saat Andien mengandung 4 bulan anak pertamanya, Anaku Askara Biru. Proses pembuatan album ini memakan waktu hampir kurang lebih satu tahun mulai dari persiapan materi album hingga mastering dan telah didistribusikan dalam bentuk CD album dan digital mulai Oktober tahun ini.
Selain Nikita Dompas, di album ini juga Andien menggandeng beberapa musisi seperti Tohpati, Abenk Alter, Lale Ilman Nino bahka Tulus juga turut serta memberikan warna pada album ini.
Sumber Berita: