Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Johan ketika menjajal sendiri motor listrik Gesits.
Pemerintah melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral memberikan apresiasi terhadap motor listrik bernama Gesits hasil inovasi Institut Teknolog
CIBUBUR - Pemerintah Indonesia memberikan apresiasi terhadap kendaraan listrik bernama Gesits hasil inovasi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Dukungan datang langsung dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Johan ketika menjajal sendiri motor listri tersebut.
Langsung terkesan saat mengendarainya, Jonan juga berniat untuk memesan satu unit yang menurut rencana akan diproduksi sebanyak 100 ribu unit dalam setahunnya.
"Nanti kalau ESDM biar pegawai sini juga beli," ujar Jonan, seperti mengutipPojokjabar.com, pada Jumat, (19/10).
Menurutnya, pemerintah sangat mendukung perkembangan kendaraan listrik untuk menekan polusi dan kemandirian energi nasional. Saat ini dari total konsumsi bahan bakar minyak (BBM) Indonesia sebanyak 1,6 juta barel perhari (bph) setengahnya harus dipenuhi dari impor.
“Jika menggunakan kendaraan listrik, maka bisa untuk memperkuat kemandirian energi. Sebab, listrik kita menggunakan batu bara, gas, matahari, air, panas bumi yang itu dari lokal,” urainya.
Hanya saja, dia menegaskan bahwa harga kendaraan tersebut harus bisa bersaing dengan pasar.
“Sebab, jika harganya mahal maka sama saja. Seharusnya harga bisa bersaing karena komponennya tidak sebanyak kendaraan berbahan bakar bensin,” ujar mantan Menteri Perhubungan ini.
Dukungan terhadap kendaraan listrik juga terwujud lewat draft Peraturan Presiden Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Untuk Transportasi Jalan.
Ada 3 kementerian yang berperan dalam pengembangan kendaraan listrik yakni Kemenristekdikti untuk pengembangan teknologi, Kemenperin untuk industrialisasi dan Kementerian ESDM untuk penyediaan energi.
“Saat ini perpres tersebut masih menunggu persetujuan. Tetapi, intinya kami akan mendorong industrialisasi ini untuk penciptaan lapangan kerja,” terangnya.
Lebih lanjut, asalkan industrialisasi tersebut dilakukan di Indonesia. Pemerintah mengaku tidak segan untuk memberikan insentif kepada industri pendukung berupa keringan atau pembebasan bea masuk.
CEO Garansindo Group Muhammad Al Abdullah mengatakan saat ini TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) Gesits cukup tinggi yakni sebesar 90 persen.
“Untuk baterainya pun sudah dikembangkan oleh perusahaan lokal. Tinggal selnya saja yang belum bisa diproduksi di sini,” urainya.
Sedangkan untuk memproduksi komponen kendaraan, Gesits telah menggandeng PT Wika Industri dan Konstruksi yang berlokasi di Kecamatan Cileungsi.
Harga jual yang dipatok oleh perseroan untuk kendaraan dengan torsi 15 Nm pada 3.000 rpm ini sekitar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. Hingga kini, untuk ranah korporasi telah ada pesanan masuk sekitar 25 ribu unit. Sedangkan untuk pasar ritel yang berminat telah mencapai 9 ribu unit.
“Kami memang masih belum fokus menggarap pasar ritel sebab belum ada ketentuan harga jual pastinya,” terang Muhammad.
Menanggapi kendaraan listrik yang masih impor, Jonan pun menungkapkan jika perihal tersebut memang belum dibicarakan. Menurutnya, memang tidak bisa 100 persen dibuat di sini untuk jangka pendek.
"Sekalipun bisa mungkin biayanya juga tidak ekonomis untuk jangka pendek,” terangnya.
Bagaimana pun juga, Jonan mengatakan bahwa efisiensi diperlukan untuk menekan harga jual kendaraan agar bisa berkompetisi di industri otomotif nasional.
Sumber Berita
Friday, 20 October 2017
NEXT ARTICLE
Next Post
PREVIOUS ARTICLE
Previous Post
NEXT ARTICLE
Next Post
PREVIOUS ARTICLE
Previous Post