Spesies baru burung Myzomela irianawidodoae
GAYA HIDUP – Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menemukan jenis baru dari spesies burung di Pulau Rote/Roti, Nusa Tenggara Timur NTT. Uniknya, spesies baru itu dinamai dari nama Ibu Negara Iriana. Nama burung ini adalah Myzomela irianawidodoae.
Dalam keterangan tertulisnya, Selasa 9 Januari 2018, LIPI menjelaskan, pemberian nama ilmiah jenis burung baru itu telah mendapat izin Presiden Joko Widodo melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Menteri Sekretaris Negara. Izin penggunaan nama Iriana itu tertuang dalam Surat Nomor B 1199/M.Sesneg/D-2/HL.01.00/12/2017 tertanggal 17 Desember 2017.
Menurut LIPI, pemberian nama ilmiah jenis burung endemik dengan nama Ibu Negara ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Hal ini dimaksudkan sebagai ungkapan atau bentuk penghargaan kepada Ibu Negara yang sangat memperhatikan kehidupan burung, dedikasinya bisa dijadikan teladan dan menjadi contoh dalam menyelamatkan lingkungan di Indonesia.
Jenis burung endemik Myzomela irianawidodoae ditemukan di Pulau Rote, NTT. Rote adalah pulau terbesar di Kepulauan Rote yang ada di NTT. Kepulauan tersebut berada di wilayah terluar, paling selatan Indonesia.
Spesies burung baru yang ditemukan di Rote, NTT.
(Burung Iriana Jokowi, Myzomela irianawidodoae)
Burung ini termasuk di dalam famili Meliphagidae sebagai burung yang dilindungi menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan PP Nomor 7 Tahun 1999.
Burung Myzomela irianawidodoaeberukuran kecil dengan panjang tubuh 11,8 cm, dan bobotnya 32,23 gram dan panjang paruh 1,79 cm; bentangan sayap 17,2 cm dan panjang sayap 5,8 cm, panjang ekor 3,7 cm dan tinggi kaki 1,67 cm.
Paruh berwarna hitam, warna mata cokelat gelap, warna kaki dan jari hitam dengan bantalan kuku warna kuning.
Bulu-bulu di bagian kepala hingga dada atas dan tengkuk berwarna merah darah, warna kekang hitam dan garis hitam tipis di sekeliling mata, pita hitam pada pertengahan dada dan secara bertahap menjadi warna abu-abu dengan sapuan warna zaitun pada dada bawah, perut, paha dan sekitar tunggir.
Punggung dan ekor burung berwarna hitam, serta pertengahan punggung sampai tunggir berwarna merah dan sayap berwarna hitam bercampur abu-abu gelap.
Burung ini merupakan pemakan nektar, yaitu cairan manis yang terdapat pada bunga. Mereka juga menyukai beberapa jenis serangga kecil, termasuk laba-laba. Burung ini menghuni habitat di hutan, semak-semak, kebun dan pohon yang berbunga, terkadang bisa dijumpai memakan nektar pada bunga pohon jati di sekitar perkampungan. Suara kicauannya merdu saat sedang terbang.
Sebagai pemakan nektar, burung M. irianawidodoae berpotensi menjadi penyerbuk. Namun peran ini perlu dibuktikan dengan penelitian dan pengamatan yang lebih mendalam.
"Oleh karena itu kami mengajak semua pihak untuk menjaga dan membiarkan burung ini hidup di alam. Kelestarian burung ini dan semua jenis burung di wilayah NKRI menjadi warisan yang bernilai tidak terhingga bagi generasi penerus bangsa," ujar Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati. (ase)
Sumber Berita
Wednesday, 10 January 2018
NEXT ARTICLE
Next Post
PREVIOUS ARTICLE
Previous Post
NEXT ARTICLE
Next Post
PREVIOUS ARTICLE
Previous Post