JAKARTA - Kredibilitas Teman Ahok dipertaruhkan dalam menghadapi tudingan atau pengakuan mantan Teman Ahok yang membongkar sejumlah dugaan kecurangan yang dilakukan relawan pendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk maju lewat jalan perseorangan.
Diantaranya, eks Teman Ahok itu membantah sudah ada 1 juta KTP yang terkumpul.
Mereka juga membantah pernyataan Pendiri Teman Ahok, Singgih Widyastomo, bahwa pengeluaran untuk mengumpulkan 1 juta KTP hanya sekira Rp 2,5 miliar.
Teman Ahok tegas dia tak cukup sekedar membantah, menurutnya, itu harus punya basis data dan informasi yang akurat.
"Teman Ahok harus membantahnya dengan data yang bisa meyakinkan. Tidak bisa hanya dengan mengatakan itu tuduhan tidak benar atau fitnah," ujar Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Djayadi Hanan kepada Tribun, Rabu (22/6/2016).
Kalau tidak, imbuhnya kredibilitas Teman Ahok menjadi pertanyaan publik. Ini penting karena memang banyak kecurigaan terhadap Teman Ahok. Apalagi setelah ada tuduhan bahwa teman Ahok menerima aliran dana ilegal.
"Jadi ini memang pertaruhan kredibilitas Teman Ahok," katanya.
Sebaliknya, mantan Teman Ahok juga harus membuktikan tudingan mereka atas dugaan kecurangan yang dilakukan relawan pendukung calon petahana Ahok untuk maju lewat jalan perseorangan.
"Tudingan atau pengakuan mantan teman Ahok itu harus dibuktikan," tegasnya.
Teman Ahok bereaksi atas pengakuan kecurangan pengumpul KTP dukungan untuk Ahok.
Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, menjelaskan siapa sebenarnya orang yang mengaku mantan Teman Ahok tersebut.
Teman Ahok dalam mengumpulkan 1 juta KTP, membagi tugas relawan.
Ada booth Teman Ahok yang tugas utamanya menjual Merchandise.
Kemudian, ada Posko Partisipasi yang dibentuk dan dibiayai sendiri oleh Warga. Jumlah posko ini yang paling banyak.
Selanjutnya, Teman Ahok pun mempunyai posko Teman Ahok.
"Posko Teman Ahok adalah posko yang dibentuk sendiri oleh Teman Ahok untuk menyasar wilayah yang padat penduduk dan golongan masyarakat menengah ke bawah," kata Amalia dalam keterangan persnya seperti dikutip dari website temanahok.com, Rabu (22/6/2016).
Dikatakan dia, posko tersebut dibentuk dan dibiayai Teman Ahok.
Karena untuk kalangan bawah dan mereka tak punya biaya, tetapi bersedia mengumpulkan KTP, Posko ini dipinjamkan printer untuk fotocopy KTP, HP untuk koordinasi, dan tentu saja insentif mingguan.
"Insentif sebagai pengganti transportasi diberikan selama dia memenuhi target yang diberikan," katanya.
Menurutnya, insentif sebagai pengganti transportasi tersebut wajar, karena sebagai masyarakat bawah pihaknya paham mereka harus bolak balik ke Pejaten dan untuk bergerak ke masyarakat.
"Target ini diberikan, agar pergerakan menjadi maksimal. Teman Ahok tidak bisa memberikan fasilitas bahkan insentif, jika mereka tak mampu mendapatkan target," kata dia.
Sumber: TRIBUNNEWS.COM