
WAH & UNIK - Saat ia baru memulai kariernya sebagai pelukis di awal tahun 90-an, Julian Beever banyak membuat ulang lukisan yang terkenal pada abad 19 silam. Namun, berbeda dengan pelukis lain yang biasanya menggunakan kanvas atau dinding, Julian membuat karyanya pada trotoar jalanan! Seniman jalanan ini sering membuat gambar menakjubkan dengan kapur. Makanya, seniman asal Inggris ini sering kali disebut-sebut sebagai Picasso jalanan.

"Sebelum mulai menggambar ilusi tiga dimensi, saya sering menggambar ulang karya da Vinci, Durer, Raphael, Rosetti, dan beberapa karya terkenal di era sebelum abad ke-20 di pinggir jalan. Awalnya saya sering meng-cover karya para master untuk membantu mengembangkan kemampuan saya untuk menggunakan kapur dan krayon dalam membuat lukisan ilusi anamorphic," jelas seniman lulusan Leeds Polytechnic University itu.

Julian mengadopsi gaya trompe l'oeil atau trick of the eye yang sangat sering digunakan oleh para seniman pada abad 19 yang digabungkan dengan teknik anamorphosis. Menurutnya ia terinspirasi dari Hans Holbein's melalui karyanya yang terkenal, The Ambassadors.

Bagi yang belum tahu, trompe l'oeil adalah sebuah aliran seni yang membuat ilusi optik sehingga membuat objek menjadi tiga dimensi. Sedangkan anamorphosis merupakan teknik menggambar ilusi dengan objek yang terdistorsi dan meregang, sehingga jika dilihat dari satu sisi bisa terbentuk sebuah gambar yang timbul atau berdiri di atas permukaan. Gampangnya, karyanya Julian adalah lukisan yang jika dilihat dari satu sisi menjadi lukisan tiga dimensi.

"Pertama kali saya menggunakan teknik ini di salah satu jalanan di Brussels, Belgia. Saat itu saya melihat sebuah paving block yang tegeletak di sebuah kebun tua. Di sana saya memiliki ide untuk membuat gambar kolam renang disana dan ternyata hasilnya cukup unik. Ternyata saya menyadari jika kita bisa membuat gambar masuk ke dalam sebuah permukaan, kita juga bisa membuat sebuah gambar muncul ke luar," ujarnya.

Butuh waktu yang cukup lama untuk karya Julian dikenal oleh orang banyak. Lebih dari 10 tahun berkarya, belum banyak orang yang mengenal coretan-coretannya di pinggir jalan. Julian yang sama sekali nggak ingin menggunakan galeri dan mengadakan pameran membuat cukup sulit untuk menyebarkan karyanya. Baru pada awal tahun 2000 saat ia mulai memanfaatkan internet sebagai galerinya, ia mulai dibicarakan oleh banyak orang

"Saya nggak pernah membuat pameran di galeri. Karyaku benar-benar menyentuh orang secara langsung di jalanan dan nggak terbatas di dalam galeri yang harus melewati sebuah sistem tertentu," jelas Julian.

Berkat kejeniusannya membuat gambar detail, teknik yang sangat rumit, dan menggunakan media yang nggak umum membuatnya saat ini menjadi salah satu street artist terbaik di dunia. Puluhan trotoar di berbagai negara telah menjadi kanvas untuk Julian Beever.



Sumber Berita