POLITIK - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menukarkan mata uang dolar Amerika Serikat miliknya untuk menghadapi gejolak pelemahan nilai tukar rupiah yang meningkat.
Beberapa pihak mengapresiasi aksi Sandi yang dianggap membantu masyarakat, tapi ada juga yang mengatakan sebagai pencitraan belaka.
Lantas, apa kata Sandi menanggapi komentar pihak-pihak yang mencibirnya?
1. Sandi menukar US$1.000
ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Sandi melakukan secara simbolik aksi penukaran mata uang dolar yang dimilikinya di Money Changer Dua Sisi, Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/9).
Sandi menukarkan mata uang dolar miliknya sebesar US$1.000 dan mendapatkan nilai tukar (kurs) sekitar Rp14.700 per dolar Amerika.
Sandi berharap aksinya tersebut diikuti oleh pemimpin tertinggi hingga emak-emak. “Saya berharap aksi saya ini, diikuti para petinggi, mulai dari Presiden sampai pengusaha-pengusaha, emak-emak, millennials dan teman-teman politisi,” ujar Sandi.
2. Sandi tak peduli aksinya dianggap pencitraan
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, tak peduli aksinya tersebut dianggap pencitraan oleh sebagian kalangan.
Sebab bagi Sandi, tujuan aksinya itu hanya untuk memperkuat rupiah saja.
“It's okay kalau politisi bilang pencitraan, yah pencitraan, tapi ini bisa menunjukkan bahwa kita bisa melakukan, berapa jumlahnya terserah kita, tapi ini bentuk dari kepedulian kita,” ujar Sandi.
3. Dedi Mulyadi salut pada sikap Sandi
Instagram @dedimulyadi71
Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengapresiasi sikap Sandi yang dianggap membantu masyarakat dengan menukarkan US$1.000 miliknya ke dalam rupiah.
“Saya salut dengan sikap Sandi, tapi akan lebih salut lagi kalau seluruh dolarnya ditukar dan diikuti oleh pejabat dan pengusaha lainnya,” ujarnya seperti dikutip Antara, Jumat (7/9).
Kata Dedi, masyarakat tak perlu diimbau untuk menukarkan dolar, karena belum tentu masyarakat punya dolar.
Dedi melanjutkan, dalam hal terkait gejolak pelemahan nilai tukar ini, yang perlu diimbau itu adalah para pejabat dan pengusaha saja.