
GLASGOW - Tindakan fans Celtic FC yang membawa pesan-pesan perdamaian di dalam stadion menyisakan pertanyaan mengapa mereka melakukan hal itu.
Dukungan mereka kepada Palestina yang memiliki kultur bahkan agama yang berbeda menjadi bahasan yang menarik untuk ditelusuri.
Sejarawan Skotlandia, Tom Devine mengemukakan pendapatnya dalam sebuah artikel yang diterbitkan Aljazeera.
"Hal seperti itu bisa terjadi karena orang-orang Katolik Glasgow (asal Kota Celtic FC) juga sering dianggap sebelah mata dalam beberapa tahun lamanya."
"Ada tingkat kesadaran sejarah yang sangat tinggi dalam komunitas mereka meski generasi yang sekarang sudah memasuki generasi yang ketiga, empat, atau mungkin yang kelima," ungkap Tom.
Tom menyebutkan bahwa orang-orang Katolik Glasgow memiliki pengalaman sejarah dan keluhan yang serupa dengan penderitaan rakyat Palestina.
"Orang-orang keturunan nasionalis Irlandia (nenek moyang Katolik Glasgow) cenderung mendukung gerakan kemerdekaan suatu bangsa."
"Situasi di Palestina adalah contoh sempurna bagaimana sebuah wilayah suatu bangsa direbut bangsa lain dalam waktu yang panjang," jelas Tom.
Sebuah gerakan solidaritas memang sering berangkat dari perasaan kesamaan nasib, hubungan harmonis orang Katolik Glasgow dengan Muslim Palestina menjadi contohnya.
Glasgow sendiri adalah Kota di Skotlandia yang memiliki keberagaman yang unik soal kepercayaan penduduknya.
Mayoritas penduduk Glasgow menganut dua paham besar yakni Katolik dan Protestan.
Uniknya, kepercayaan mereka itu menjadi salah satu alasan mereka dalam mendukung kesebelasan sepak bola asal kota itu.
Fans Celtic terdiri dari mayoritas pendukung yang beragama Katolik, sementara fans Glasgow Rangers adalah pendukung yang memeluk Protestan.
Sumber: TRIBUNNEWS.COM