
KRIMINAL - Polisi menangkap 4 terduga teroris di berbagai lokasi pada Sabtu (10/12) lalu. Mereka yang diciduk oleh tim Densus 88 berencana akan melakukan pengeboman di depan Istana Merdeka.
Empat terduga teroris itu adalah Dian Yulia Novi yang ditangkap di kosan daerah Bintara, Bekasi, Muhammad Nur Solihin dan Agus Supriyadi di Kalimalang, Jakarta Timur serta S alias Abu Izzah di Karanganyar, Jawa Tengah.
Polisi menduga, Nur Solihin dan Agus merupakan dua orang yang perannya cukup penting dalam jaringan ini. Nur Solihin, yang berasal dari Blora, adalah orang yang diutus Bahrun Naim untuk menerima dana dan merakit bom yang ditemukan di kosan Dian. Novi disebut merupakan istri kedua Solihin.
“Ini masih simpang siur, pengakuannya suami-istri. Tapi yang satu dari Cirebon, satu lagi dari Karanganyar. Ini masih didalami,” kata Kabag Mitra Biro Penerangan Masyarakat (Penmas) Divisi Humas Polri Kombes Awi Setiyono di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Minggu (11/12/2016).
Sementara Rinda, istri pertama Nur Solihin, diciduk Densus 88 di rumah orang tuanya di Kampung Griyan, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo pada Minggu (11/12/2016). Menikah dua tahun yang lalu saat Rinda masih kuliah, keduanya telah memiliki anak yang berusia 7 bulan.
Densus juga menangkap Khafidz Fatoni, seorang mahasiswa STAIN Solo di rumah orang tuanya di Ngawi. Perannya disebut ikut membantu serta pembuatan bom.
Setelah itu, tim Densus 88 AT juga menangkap seorang laki-laki berinisil W di Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. W disebut pernah dititipi Solihin bom panci tersebut.
Dilansir detikcom, Senin (12/12), dalam foto, Nur Solihin tampak mengenakan jaket hitam dengan emblem bendera Palestina di lengan kirinya. Sedangkan di lengan kanannya ada emblem bendera Indonesia.

Tampang Agus Supriyadi. (Detikcom)
Sedangkan Agus dalam foto itu dia menggunakan kaos kerah dengan warna putih abu-abu. Saat ini keduanya masih menjalani pemeriksaan intensif oleh Densus 88.